Jumat, 25 Apr 2025
Politik

Tiga Figur Ini Disebut Memiliki Kans Mendampingi Prabowo Di Pilpres 2024

 

EKSPOS – Ada tiga nama figur bakal calon wakil presiden (Bacawapres) untuk mendampingi calon presiden (Capres) Prabowo Subianto yang diajukan parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM), pasca hengkangnya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Partai Amanat Nasional (PAN) mengajukan nama Erick Thohir, sedangkan Partai Golkar mengajukan nama Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto. Pun halnya Partai Bulan Bintang mengajukan nama Ketua Umumnya, Prof. DR. Yusril Ihza Mahendra.

Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan peluang Menteri BUMN Erick Thohir menjadi cawapres Prabowo Subianto semakin menguat usai PKB hengkang dari koalisi. Menurutnya Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan memperhitungkan nama Erick jadi pendamping Prabowo.

“Sejalan dengan dinamika politik yang ada, kami yakin peluang Erick Thohir menjadi cawapres Prabowo semakin menguat. Paling tidak, setelah Cak Imin keluar dari KIM, salah seorang kandidat telah keluar. Dengan begitu, KIM dipastikan akan semakin memperhitungkan Erick Thohir dan menetapkannya dalam skala prioritas,” kata Saleh dalam keterangannya, Minggu (3/9/2023).

Saleh mengatakan PAN akan tetap konsisten mendukung Erick Thohir untuk maju di Pilpres 2024. Meski demikian pihaknya akan menghormati setiap usulan dari partai pro Prabowo.

“PAN tetap akan konsisten mendukung Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo. Namun tentu saja PAN akan menghormati usulan partai Golkar yang mendorong Airlangga dan figur cawapres usulan dari partai koalisi,” ujarnya.

“Dari survey elektabilitas, Erick Thohir kan sangat baik. Dibandingkan dengan kandidat lain, Erick Thohir masih berada di barisan teratas. Karena itu, wajar sekali kalau dijadikan sebagai skala prioritas,” tuturnya.

Menurutnya hal itu masih menjadi harapan dan proposal PAN. Dalam pembicaraan di tingkat internal KIM, usulan ini akan disampaikan lantaran setiap pihak punya hak untuk melakukan assesment dan penilaian.

“Oh ya, dalam konteks pilpres, pasangan Prabowo-Erick Thohir dinilai paling tepat. Ada unsur tua-muda, militer-sipil, memahami bisnis dan keuangan, representasi nasionalis-religious, dan memahami geopolitik dan sistem pertahanan keamanan,” ujar Saleh.

“Kuncinya memang dalam kedaulatan dan pertahanan. Negara kita harus berdaulat dalam segala aspek; ekonomi, sosial, politik, budaya, dan keamanan. Di dalam kedaulatan ini martabat bangsa akan semakin diperhitungkan. Nah, posisi seperti ini ada pada pasangan Prabowo-Erick Thohir,” ungkapnya.

Berikut profil tiga calon kandidat cawapres Prabowo Subianto tersebut: 

Erick Thohir

Diajukan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) kepada Gerindra agar dipinang menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.

Erick Thohir sebenarnya bukan kader PAN. Akan tetapi, PAN sudah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga. Maka dari itu PAN tak sungkan mengajukannya ke Prabowo.

Pria asal lampung yang lahir 30 Mei 1975 silam, kini menginjak usia 53 tahun. Sekarang masih menjabat sebagai Menteri BUMN sejak 2019 lalu.

Sebelum menjadi menteri dan terjun ke politik, Erick Thohir lebih dikenal sebagai pengusaha sukses. Hartanya mencapai Rp2,3 triliun berdasarkan yang ia laporkan ke KPK tahun 2022. Termasuk menteri terkaya.

Selain menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick juga memimpin PSSI. Reputasinya di bidang sepak bola sudah dirintis sejak lama terutama di luar negeri.

Di politik, Erick sempat menjadi ketua tim kampanye pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 hingga memenangkan kontestasi.

Elektabilitas Erick Thohir juga tergolong tinggi sebagai kandidat calon wakil presiden versi sejumlah lembaga survei

Airlangga Hartarto

Saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Lahir di Surabaya pada 1 Oktober 1962 silam, sehingga usianya kini menginjak 60 tahun.

Sebagai tokoh politik, Airlangga sudah menjadi anggota DPR fraksi Golkar sejak tahun 2004. Dia pun telah dipercaya menjadi bagian dari DPP Partai Golkar sejak lama. Pada 2004, dia adalah wakil bendahara Golkar.

Sejauh ini, Golkar ingin agar Airlangga dipilih menjadi cawapres Prabowo di Pilpres 2024. Elektabilitas Airlangga sebagai kandidat wakil presiden tidak terlalu besar jika melihat hasil survei sejumlah lembaga.

Meski begitu, Airlangga adalah ketua umum partai besar yakni Golkar. Mesin partai, modal kursi DPR, serta kans meraih banyak suara di 2024 membuat Airlangga patut diperhitungkan sebagai kandidat cawapres pendamping Prabowo.

Airlangga juga merupakan putra dari Hartarto, tokoh yang tiga kali dipercaya menjadi Menteri di era Orde Baru. Besar di keluarga dengan orang tua menteri membuat Airlangga tak asing hidup di politik sejak lama.

Yusril Ihza Mahendra

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini punya pengalaman segudang di level nasional. Bahkan di usia muda, seorang Yusril Ihza Mahendra dipercaya mantan Presiden Soeharto membuatkan pidato berhenti dari jabatannya.

Yusril merupakan tokoh politik dan pakar hukum kelahiran Manggar, Belitung Timur, Bangka Belitung 5 Februari 1956. Usianya kini menginjak 67 tahun. Jelang Pemilu 1999, Yusril didapuk sebagai ketua umum Partai Bulan Bintang yang pertama.

Pada pemilih presiden tahun 1999, Yusril sempat mengajukan diri ke MPR untuk menjadi calon presiden. Akan tetapi, ia memutuskan mundur setelah Megawati Soekarnoputri dan Abdurrahman Wahid ikut mencalonkan diri.

Selanjutnya, Presiden Abdurrahman Wahid alias Gusdur mengangkat Yusril menjadi Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada tahun 1999. Nomenklatur jabatannya diubah menjadi Menteri Hukum dan HAM sejak 2001.

Pada 2004, saat Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai presiden, Yusril dipercaya mengisi posisi sangat penting dalam kabinet, yakni Menteri Sekretaris Negara.

Saat ini Yusril membawa gerbong PBB mendukung Prabowo Subianto dari Gerindra menjadi calon presiden di Pilpres 2024 mendatang. Oleh karenanya, sosok Yusril menjadi salah satu kandidat cawapres Prabowo yang patut dipertimbangkan dari kalangan partai politik.

Elektabilitas Yusril versi lembaga survei memang kecil. Akan tetapi, pengalaman dan kapabilitas Yusril di tingkat nasional tidak bisa dipungkiri. Seorang pakar hukum yang pandai berpolitik serta berpengalaman di pemerintahan. (*)

 



Baca Juga