Sabtu, 15 Mar 2025
Politik

Tanggapan Tegas Airlangga Soal Wacana Munaslub Partai Golkar

(ENNEWS) – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi tegas soal bergulirnya wacana musyawarah nasional luar biasa atau Munaslub yang diungkapkan Dewan Pakar Partai Golkar untuk mengganti calon presiden (capres) hingga pergantian ketua umum.

Menurut Airlangga, jika ada pihak yang ingin mencalonkan diri menjadi pimpinan partai berlambang pohon beringin itu harus menunggu Musyawarah Nasional atau Munas 2024.

“Munas 2024, silakan kalau berminat jadi Ketua Umum Golkar,” kata Airlangga di Jakarta, kemarin.

Menurut Airlangga tidak ada rencana dari internal partainya untuk menggelar Munaslub untuk mengganti dirinya dari pucuk pimpinan dan sebagai bakal calon presiden dari Partai Golkar. “Tidak ada, tidak akan ada,” tegasnya.

Airlangga juga mengatakan Partai Golkar sedang dalam pembicaraan dengan partai lain untuk mendeklarasikan capres pada Pemilu 2024. Dia meminta kepada semua pihak agar tidak mendesak Partai Golkar untuk buru-buru menentukan arah dan sikap politik pada Pemilu 2024.

“Ya desak saja yang lain juga, kita dalam pembicaraan dan pembicaraan kan tidak bisa desak mendesak. Pembicaraan partai kan harus cordial,” ujarnya.

Sebelumnya, anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam mendorong diselenggarakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Ridwan juga menyebut Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) pantas menjadi Ketum Partai Golkar menggantikan Airlangga.

Suara keras juga datang dari tiga organisasi massa atau ormas pendiri Partai Golkar, yaitu Kosgoro 1957, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), dan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia atau SOKSI. Mereka meminta Airlangga mundur dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.

“Pak Airlangga tidak apa-apa di kementerian. Memimpin sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, tetapi Partai Golkar diserahkan kepada yang lebih mampu untuk menjaga dan mempertahankan paling tidak meningkatkan suara dari 14 persen naik,” kata Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI Lawrence T.P Siburian di Jakarta, Rabu (12/7/2023) lalu.

Menurut dia, Airlangga sebagai Ketua Umum DPP Golkar tidak jelas akan membawa partai berlambang pohon beringin tersebut ke arah mana. Padahal, waktu pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menyisakan waktu 3 bulan lagi.

Bahkan dikatakan saat ini elektabilitas Airlangga Hartarto termasuk jeblok, hanya mencapai 1 persen dan perolehan suara Partai Golkar sebesar 14 persen. Apabila ingin membentuk koalisi baru, kata dia, masih terdapat partai yang belum menentukan arah dukungannya, yakni PAN.

Lawrence mengatakan bahwa PAN yang memiliki perolehan suara sebanyak 7 persen bergabung dengan Partai Golkar maka kedua partai itu telah memenuhi presidential threshold 20 persen sebagai syarat untuk mencalonkan pasangan presiden/wakil presiden.

Kendati demikian, sambung dia, koalisi kedua partai itu tidak akan membawa kemenangan. Pasalnya, Airlangga Hartarto memiliki elektabilitas capres hanya 1 persen.

“Tidak ada orang yang mau ikut pilpres untuk kalah, semuanya mau menang. Oleh karena itu, kami melihat dampaknya pada Partai Golkar nanti dalam pemilihan anggota legislatif,” jelasnya.

Selain itu, Partai Golkar menargetkan dapat mengisi 100 kursi di DPR RI. Lawrence mengaku sudah memiliki perhitungan dan analisis angka dari Sabang sampai Merauke.

“Nanti kenyataannya pada waktu pemilu yang akan datang. Akan tetapi, kami sudah tahu persis bahwa ini berbahaya,” tambah dia.

Adapun berbagai survei menyebutkan Partai Golkar akan turun ke nomor 4 atau 5. Hal ini dinilai menurunkan posisi Partai Golkar sebagai partai besar menuju partai menengah, bahkan tidak menutup kemungkinan menjadi partai gurem.

“Karena apa? Setiap pemilih masuk ke ruang pemilihan yang pertama dia coblos, ya, pasangan calon presiden/wakil presiden yang dia sukai, baru partai dari pasangan calon itu dia coblos,” ungkap Lawrence.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong Partai Golkar agar melakukan musyawarah luar biasa (musnaslub) untuk menggantikan posisi Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Lawrence berharap sosok tokoh pengganti Airlangga memiliki kemampuan untuk memimpin Golkar menghadapi Pemilu 2024. Pasalnya, sudah 3 tahun Golkar tidak melakukan manuver capres dan cawapres.

“Kalau Pak Airlangga beralasan tidak ada munaslub, masih punya waktu, akan diumumkan pada bulan Agustus. Sudah omong kosong itu, sudah tidak mungkin lagi,” kata dia.

Meski ada goyangan di internal partai itu, Wakil Ketua Umum Golkar Nurul Arifin mengatakan internal mereka saat ini masih solid. Ia menampik jika ada konflik di Golkar.

“Partai Golkar tetap solid, dari semua elemen solid, tidak ada konflik,” kata Nurul dalam keterangannya, kemarin.

Menurut Nurul, Airlangga sudah menjalankan kerja-kerja politik sebagai Ketua Umum dengan tepat. Ketimbang berfokus mengurusi Munaslub, Nurul menyebut Partai Golkar tengah fokus mempersiapkan mesin jelang Pemilihan Umum 2024.

“Sebaiknya semua berpikir jernih bahwa untuk menuju ke Pemilu 2024 tinggal 7 bulan lagi. Kami melihat apa yang dilakukan Bapak Ketua Umum dengan melakukan banyak pekerjaan politik sudah benar adanya,” kata dia.

Senada dengan Nurul, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily menyebut internal partainya tetap guyub hingga saat ini. Menurut dia, tidak ada satupun daerah yang hendak mengusulkan Munaslub digelar.

“Sudah saatnya kita ini tidak ada gonjang-ganjing,” kata Ace di Kompleks Parlemen, di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, juga menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub) yang ingin mencopot Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum.

Agung menegaskan hasil rapat pleno pihaknya yang dikirim ke Airlangga sama sekali tak merekomendasikan munaslub. Menurut Agung, rekomendasi dewan pakar murni untuk menguatkan internal partai menghadapi Pemilu 2024.

“Tidak ada rekomendasi Munaslub. Saya selaku Ketua Dewan Pakar Partai Golkar menolak tegas adanya Munaslub,” kata Agung dalam keterangannya, Kamis (13/7/2023).

Agung menduga isu Munaslub Golkar sengaja diembuskan oleh pihak-pihak yang ingin mengganggu soliditas Golkar. Ia pun tegas meminta agar isu tersebut segera dihentikan.

“Ada penumpang liar yang tujuannya mengganggu soliditas Partai Golkar dengan menghembuskan isu Munaslub dengan mengaitkan rekomendasi dari Dewan Pakar,” kata Agung.

Agung mendorong semua kader saat ini untuk merapatkan barisan. Agung mengaku masih memberi waktu kepada Airlangga untuk mengambil keputusan soal arah Golkar di Pilpres 2024.

“Kita serahkan urusan ini kepada Pak Airlangga Hartarto, sambil kita intensifkan program Airlangga Hartarto Menyapa Rakyat di seluruh Indonesia, demi memenangkan Pilpres dan Pileg 2024,” ujar Agung. (*)

 



Baca Juga