(EKSPOSNUSANTARA.COM) – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meminta kadernya menjadi para kesatria, pendekar dan srikandi pemberani yang mampu membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan untuk seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapi Pemilu 2024.
Untuk mewujudkan semangat tersebut, Prabowo pun meminta kepada kadernya untuk tidak menyebarkan narasi kebencian serta mencari-cari kesalahan satu sama lain.
“Kita tidak boleh jadi partai yang negatif, partai yang caci maki, partai yang cari-cari kesalahan,” kata Prabowo dalam pidatonya di acara konsolidasi akbar Gerindra se-Tangerang Raya di Lapangan Ahmad Yani, Kota Tangerang, Minggu (9/7/2023).
“Kita harus jadi partai yang membangkitkan semangat seluruh rakyat Indonesia,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) itu.
Prabowo pun menekankan pentingnya kesadaran dan pemahaman dari potensi bahaya perpecahan terhadap seluruh kader Partai Gerindra.
Dia pun meminta seluruh kader dan simpatisannya untuk menghindari perpecahan dan kebencian terhadap pihak lain.
“Jangan membenci orang lain, jangan curiga sama orang lain. Waspada harus, tapi jangan menebarkan kebencian,” tegas Prabowo Subianto.
Pada kesempatan yang sama, dirinya turut mengingatkan, Indonesia perlu mewaspadai politik pecah belah dari pihak luar yang mengintai negeri ini.
Sejarah telah memberi contoh bagaimana politik pecah belah pada akhirnya hanya membawa dampak negatif dan kesengsaraan bagi sebuah bangsa.
“Saudara-saudara penjajahan sekarang bukan kaya dulu. Penjajahan zaman sekarang tidak mengirim pasukan, tidak. Dia lebih canggih lagi saudara-saudara,” kata Prabowo Subianto.
“Bahkan dia akan selalu memakai strategi yang sama, yaitu pecah belah, adu domba, ‘devide et impera’,” tuturnya.
Dengan adanya persatuan dan kesatuan bangsa, Prabowo Subianto menilai hal ini dapat menjadi kunci bagi pembangunan serta transformasi bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteran rakyatnya.
Berdasarkan sejarah yang ada, kata dia, sebuah bangsa tidak akan bisa melakukan pembangunan jika terjadi sebuah perpecahan.
“Tidak mungkin ada pembangunan. Tidak mungkin ada perbaikan tingkat kehidupan rakyat kalau ada perang saudara atau perang antarkelompok,” imbuhnya. (*)