(ENNEWS) – Wakil Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sulaeman Tanjung memastikan tidak ada undangan terkait Harlah PKB ke-25 kepada Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), hingga Sabtu pagi, 22 Juli 2023.
“Kalau ada yang bilang Ketum PBNU diundang di harlah PKB itu hoaks. Hingga saat ini tidak ada undangan dari PKB,” kata Sulaeman, dalam keterangannya, kemarin.
Sulaeman justru menyinggung soal Harlah NU di Sidoarjo. Saat itu, kata dia, pihaknya mengundang Ketum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, tapi tidak hadir.
“Undangan dari PKB kepada PBNU sejauh ini hoaks. Yang tidak hoax itu harlah NU di Sidoarjo mengundang seluruh Ketum Partai, tapi Cak Imin tidak berani hadir,” ungkapnya.
Sulaeman juga menyayangkan pernyataan elite PKB yang seolah-olah telah mengundang Ketum PBNU. Padahal, tegas Sulaeman, undangan itu sama sekali tidak ada.
“Di PBNU itu sistem persuratannya sangat rapi dan disiplin. Surat masuk dan keluar tertata dengan rapi dan masuk dalam sistem IT yang terintegrasi, sehingga bisa ketahuan kapan ada surat masuk, kepada siapa surat ditujukan dan kapan ada surat keluar. Mungkin PKB sistem surat menyuratnya perlu meniru PBNU, biar ketahuan apakah memang ada undangan untuk Ketum PBNU. Atau jangan-jangan undangannya memang tidak ada, jadi hanya hoaks,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menegaskan pihaknya telah mengundang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) untuk menghadiri puncak perayaan Hari Lahir (Harlah) Ke-25 PKB di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Minggu petang.
“Semua diundang,” katanya, usai kegiatan harlah.
Menurut dia, undangan itu untuk seluruh unsur di PBNU. Namun, dalam acara yang turut dihadiri Presiden RI Joko Widodo dan sejumlah ketua umum partai politik itu, Gus Yahya tidak tampak hadir.
“Saya belum tahu, (undangan ke Gus Yahya) sampai atau tidak. Nanti, saya cek ke panitia. Saya sudah perintahkan untuk mengundang,” lanjutnya.
Ia pun menyinggung kehadiran Katib Aam PBNU Ahmad Said Asrori dalam hajatan itu.
Katib Am merupakan posisi semacam sekretaris jenderal untuk syuriyah (seperti dewan legislatif) PBNU. Gus Yahya sebelumnya menjabat posisi tersebut.
“Yang datang katib aam, sekretaris (syuriyah), lebih tinggi tuh (daripada Ketua Umum PBNU) berarti katib aam,” kata Muhaimin.
Pada kesempatan itu, Muhaimin juga mengklaim hubungannya dengan Gus Yahya baik-baik saja.
Diketahui, sejak Gus Yahya terpilih sebagai Ketum PBNU, hubungan ormas Islam terbesar di Indonesia itu “panas-dingin” dengan PKB, partai politik yang lahir dari rahim NU.
PKB bersikeras bahwa mereka tak bisa dilepaskan dari NU, sedangkan Gus Yahya dan jajaran berulang kali menegaskan bahwa NU tidak terkait kubu politik mana pun, termasuk PKB. (*)