Sabtu, 14 Des 2024
Politik

Airlangga Hartarto Disebut Tidak Mengerti Organisasi dan Mekanisme Partai

 

EKSPOSNUSA – Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) telah mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, sebagai calon presiden (capres) 2024 di Gedung Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023).

Menanggapi hal tersebut, Politisi Senior Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (Soksi), Lawrence TP Siburian mengatakan, bahwa soal dukung mendukung tersebut tidak menjadi masalah. 

Namun, menurutnya, caranya harus sesuai dengan AD/ART dan mekanisme yang berlaku di Partai Golkar itu sendiri. 

“Bagi kita mendukung capres atau koalisi kemana saja tidak masalah, baik-baik saja,” kata Lawrence, Minggu (13/8/2023).

Yang terpenting, kata Lawrence, caranya harus konstitusional sesuai AD/ART dan mekanisme aturan partai.

“Sehingga tidak seenaknya sendiri dan seolah-olah Partai Golkar miliknya sendiri,” ujar Lawrence.

Lawrence mengatakan, Airlangga Hartarto sudah diputuskan untuk dicalonkan dan ditetapkan sebagai capres di Pilpres 2024 oleh Partai Golkar.

Hal tersebut, lanjut Lawrence, sesuai aturan yang berlaku di Partai Golkar melalui keputusan Musyawarah Nasional (munas) 2019. 

“Pencalonan Airlangga menjadi capres atau cawapres lewat mekanisme resmi partai di Munas 2019 dan Rapimnas 2021,” ujar Lawrence.

Sehingga menurut Lawrence, Airlangga Hartarto sebagai Ketum Partai Golkar, seyogyanya membuat pemberitahuan kepada partai terlebih dahulu terkait keputusan resmi organisasi. Datang tampak wajah, kembali tampak punggung. 

“Ini harus dipertanggung jawabkan terlebih dahulu di Rapimnas, dan apabila ada perubahan, juga harus diputuskan di dalam Rapimnas. Tidak seenaknya saja,” kata Lawrence, seraya mengatakan dalam setiap organisasi memiliki etika dan mekanisme.

Lawrence secara tegas mengatakan, bahwa Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tidak mengerti caranya berorganisasi dan terkesan tidak mengindahkan saran masukan.

“Di sini terlihat, bahwa Airlangga itu tidak mengerti organisasi, dan para pendukungnya juga sama semua. Sangat memprihatinkan,” ujarnya, seraya menukaskan suara teriakan “Airlangga Presiden!” sayup-sayup akan terdengar meredup dan hilang tanpa hempasan. (*)

 



Baca Juga