Kamis, 16 Jan 2025
Opini

PKS Tegaslah!

Ilustrasi

Manakala hampir semua parpol bertekuk-lutut di hadapan Pak Joko Widodo dengan koalisi bongsornya “Koalisi Indonesia Maju”, kini akan semakin obesitas karena PKB kemungkinan besar juga akan bergabung sampai kemudian menjadi “KIM Plus.” Setelah PDI Perjuangan dibuat frustasi oleh Pak Joko Widodo, kini giliran Golkar dengan ditendangnya Airlangga Hartarto dari kursi keprabon tanpa sedikitpun ba-bi-bu.

Sementara itu, PKB dengan kelihaian supirnya yakni Cak Imin, meskipun akan segera bergabung dengan koalisi Presiden terpilih Prabowo Subianto, mereka tengah mendapatkan ancaman yang tak kalah mematikan. Tidak kira-kira, PBNU rela mempertaruhkan khittah 1926 hanya untuk menjegal Cak Imin. PBNU pun tak bergeming manakala dibully habis-habisan oleh warganet. Kabar teranyar, Rais Am yang tak lain adalah KH. Miftahul Akhyar sampai mengeluarkan mandat kepada Gus Yahya (Ketua Umum PBNU) untuk semakin serius melanjutkan langkah dalam upaya perebutan PKB dari Cak Imin.

Nasdem semakin ragu-ragu. Mereka juga sebetulnya akan merapat pada KIM Plus. Hanya tinggal tanggu tanggal mainnya saja. Jelas, Nasdem tidak akan mengambil risiko lebih jauh, setelah banyak kadernya yang terjerat kasus korupsi. “Jenggot” Surya Paloh jangan sampai mengalami kebakaran untuk yang ke sekian kalinya.

Harapannya tinggal PKS! Karena itu tegaslah PKS! Jabatan bukan segalanya! Sejak awal PKS cukup cerdik dengan memasangkan M. Sohibul Iman untuk dijadikan kunci penutup bagi Anies Baswedan agar ia tidak bisa dipasangkan dengan Bacawagub dari parpol lain. Jelas di sini PKB meradang. Oleh karena itu, sebagai parpol bukan kaleng-kaleng, tidak ada dalam sejarahnya DPP PKS akan berkompromi dengan KIM Plus. Lebih baik tegas dan jantan dalam bersikap, ketimbang harus bertekuk-lutut pada Pak Joko Widodo dan antek-anteknya dalam KIM Plus. Tidak berlebihan jika PKS tengah dalam dilema, mereka tidak bisa mengusung sendirian karena hanya mengantongi 16 kursi, demikian berkoalisi dengan KIM Plus pun sebuah keputusan yang mustahil. Jalan akhirnya, PKS mungkin hanya akan berkoalisi dengan selain KIM Plus atau tidak berkontestasi sama sekali. Sungguh ini masa harap-harap cemas bagi PKS.

Sudah terbukti Anies Baswedan tidak tegas untuk memilih M. Sohibul Iman, itu artinya PKS harus tegas dan segera mengakhiri status hubungannya dengan Anies Baswedan. Bahkan sesuai dengan voice note Anies yang bocor ke publik, bahwa ia ternyata telah melebihi tenggat waktu yang telah ditentukan.

Dinamika politik di negeri ini memang telah mencapai titik kulminasi paling memuakkan. Hanya di tangan Pak Joko Widodo dan para antek-anteknya, Negara ini hanya ada dalam tunjukan satu jari telunjuk. Kalau tidak taat perintah, bersiap tidak mendapat jatah atau teralienasi dengan konsekuensi menjadi gelandangan politik.

PKS satu-satunya harapan Indonesia. Saatnya PKS tegas dan memanfaatkan momentum ini dengan ciamik. Sehingga ke depan, PKS mesti fokus pada kader-kader internalnya untuk diadukan dengan kader-kader parpol lain. Dalam pandangan dekat saya, sebetulnya PKS tidak kekurangan kader-kader hebat, hanya saja memang di tubuh PKS sendiri masih kuat sekali pengaruh para politisi senior. Padahal kader-kader mudanya begitu bertalenta dan berpotensi menjadi pemimpin visioner ke depannya. 

Mari kita tunggu sikap tegas dari PKS! Apakah akan tunduk pada jebakan atau tegas pada sikap menolak tunduk pada jeratan KIM Plus?

Wallahu a’lam

Mamang M Haerudin (Aa)

Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Al-Insaaniyyah, 14 Agustus 2024, 1.36 WIB

 



Baca Juga