Selasa, 25 Mar 2025
Nasional

Bahlil Dituding “Raja Kecil” yang Melawan dan Merasa Kebal Hukum

EKSPOS – Mencari sosok “Raja Kecil” di tengah pernyataan Presiden Prabowo Subianto saat memberikan sambutan di Kongres XVIII Muslimat NU dengan tema “Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian dan Meneduhkan Peradaban” Tahun 2025 di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (10/2/2025), cukup mudah jika mencermati dinamika politik nasional saat ini.

Hal itu disampaikan kritikus politik sekaligus Ketua Umum Partai Negoro, Faizal Assegaf, yang langsung menuding sosok raja kecil yang dimaksud Presiden Prabowo dan berusaha melawan serta merasa kebal hukum.

“Pernyataan Prabowo bahwa ada raja kecil melawannya, itu sangat jelas mengarah ke Bahlil,” kata Faizal Assegaf seperti dikutip Kantor Berita RMOL.ID, Senin (10/2/ 2025).

Bukan tanpa sebab, Bahlil Lahadalia yang menjabat sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) baru-baru ini melarang pedagang eceran menjual elpiji (LPG) 3 kg. 

Kebijakan ini langsung membuat rakyat kalangan bawah berteriak dan menimbulkan kegaduhan karena berimbas pada kelangkaan gas elpiji bersubsidi.

Yang lebih mengagetkan, kebijakan ini ternyata inisiasi Menteri Bahlil tanpa instruksi langsung dari Presiden Prabowo.

Tak pelak, Bahlil menjadi menteri Kabinet Merah Putih pertama yang kebijakannya dianulir Presiden Prabowo secara langsung. 

Pedagang eceran yang sebelumnya dilarang kini kembali diperbolehkan menjual LPG 3 kg. 

Sebelumnya, Bahlil menjual nama rakyat di balik rencana gebrakannya itu, dengan kebijakan menghapus pengecer elpiji 3 kg yang membuat gaduh tanah air hingga memakan korban jiwa.

“Ini untuk kebaikan rakyat semua. Dan inilah kesempatan kita untuk memperjuangkan apa yang menjadi hak-hak rakyat yang sesungguhnya itu,” tegas dia.

Namun, niat Bahlil membuat gebrakan dituding mengangkangi Presiden Prabowo Subianto. Diketahui, Bahlil sempat memaksa pengecer menjadi pangkalan elpiji. Belakangan terungkap kebijakan penghapusan pengecer dalam mata rantai distribusi elpiji 3 kg bukan kebijakan Presiden Prabowo.

Langkah kebijakan Bahlil itu bukan saja membuat kelangkaan dan antrean, tapi juga memakan korban jiwa. Yonih (62), warga Pamulang, Tangerang Selatan, meninggal dunia setelah mengantre membeli gas elpiji 3 kilogram pada Senin (3/2/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.

Informasi duka disampaikan Ketua Rukun Tetangga (RT) 001, Pamulang Barat, Saeful, bahwa Yonih diduga mengalami kelelahan yang menjadi faktor utama kematiannya. Ia menuturkan saat itu almarhumah ikut antrean di pangkalan tabung gas elpiji yang letaknya sekitar 300 meter dari rumah duka. Dia berangkat dari rumah sekitar pukul 10.00 WIB.

Oleh karena itu, Presiden menginstruksikan agar penjualan gas kembali berjalan seperti semula di agen atau pengecer.

“Sebenarnya ini bukan kebijakan dari Presiden untuk kemudian melarang kemarin itu, tapi melihat situasi dan kondisi, tadi Presiden turun tangan untuk menginstruksikan agar para pengecer bisa berjalan kembali,” tutur Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/2/2025). (*)

 



Baca Juga