Senin, 4 Nov 2024
Internasional

TNI Tolak Desakan Zionis Israel Tarik Mundur Pasukan Perdamaian UNIFIL Di Lebanon

EKSPOS – Tentara Nasional Indonesia (TNI) menolak menarik mundur Kontingen Garuda yang tergabung dalam pasukan perdamaian UNIFIL di Lebanon.

Meski ada desakan zionis Israel terhadap negara-negara yang mengirimkan pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar menarik diri dari Lebanon.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Markas Besar (Mabes) TNI Mayor Jenderal (Mayjen) Hariyanto menegaskan, otoritas militer Indonesia, hanya akan menarik pasukannya dari Lebanon jika atas perintah PBB.

Mayjen Hariyanto mengakui, situasi keamanan di Lebanon saat ini memang dalam status merah. Situasi tersebut menyusul peperangan yang masih terus terjadi antara pasukan penjajahan Israel (IDF) dengan kelompok perlawanan Hizbullah di selatan Lebanon. 

Pertempuran juga terjadi di beberapa wilayah di Zona Biru, lokasi penempatan Pasukan Perdamaian PBB, termasuk Kontingen Garuda dari TNI.

“Perkembangan situasi di Lebanon, sampai saat ini masih terjadi penyerangan di wilayah tersebut,” tukas Mayjen Hariyanto di Jakarta, Senin (7/10/2024).

Ia mengatakan, ada sekitar seribu pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL Lebanon. “Dan hingga saat ini, belum ada rencana untuk penarikan personel TNI dari daerah kamp-kamp Lebanon,” jelas Mayjen Hariyanto.

TNI memastikan, akan tetap menjalankan perannya sebagai pasukan personel perdamaian di bawah bendera PBB.

Bahkan, lanjutnya, TNI hanya akan tunduk pada perintah dari PBB.

“TNI akan tetap melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang dimandatkan oleh UN (United Nation/PBB). Sehingga rencana kontijensi evakuasi Satgas TNI hanya sesuai dengan perintah dari Force Commander UNIFIL,” tandas Mayjen Hariyanto.

Diketahui, peperangan antara kelompok pejuang Hezbullah dan tentara Zionis Israel pecah di Lebanon. Di perbatasan Lebanon Selatan, pertempuran darat masih terjadi hingga saat ini.

Di perbatasan tersebut terdapat sejumlah pasukan militer dari berbagai negara yang tergabung dalam misi perdamaian UNIFIL Lebanon di bawah bendera PBB. Termasuk pasukan perdamaian dari TNI.

Baru-baru ini, otoritas militer Zionis Israel meminta agar negara-negara yang mengirimkan militernya untuk misi perdamaian di Lebanon angkat kaki dari wilayah tersebut. Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk operasi perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, memastikan pada Kamis (3/10/2024) bahwa pasukan penjaga perdamaian di Lebanon akan melanjutkan misinya.

“Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) merasa berkewajiban untuk melanjutkan,” ujar Lacroix kepada wartawan selama konferensi pers di markas besar PBB di New York.

Lacroix mengungkapkan bahwa ada 10.058 pasukan penjaga perdamaian di Lebanon, yang merasa berkewajiban menjalankan mandat yang diberikan kepada mereka oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurutnya, pasukan perdamaian berkewajiban menjaga penduduk Lebanon selatan. Meskipun banyak menghadapi tantangan, kata Lacroix, misi menjaga perdamaian akan terus dilanjutkan dan memastikan bahwa “rencana darurat sudah siap dan selalu diperbarui”.

“Tentu saja, kami sudah menyiapkan beberapa skenario kedua kalau situasi memburuk, sampai ke skenario terburuk yang mungkin terjadi, yang diharapkan tidak sampai pada evakuasi sebagian dan total,” imbuhnya.

Dia menekankan bahwa akibat pertempuran yang sedang terjadi, sangat sulit untuk menilai dengan pasti bagaimana keadaan akan berkembang. Mengenai tujuan UNIFIL untuk melindungi warga sipil di Lebanon, Lacroix mengatakan “pasukan penjaga perdamaian akan melakukan segala daya mereka untuk melindungi penduduk”, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.

Irlandia, salah-satu negara yang mengirimkan pasukan perdamaiannya, juga menentang keras desakan Zionis Israel tersebut.

Presiden Irlandia Michael Higgins dalam penyampaian terbuka menegaskan Zionis Israel keterlaluan memerintahkan pasukan perdamaian PBB untuk mundur dari zona biru misi perdamaian.

Hal itu mengingat hanya PBB yang memiliki kewenangan untuk memerintahkan agar pasukan perdamaian PBB mundur dari zona perdamaian.

“Sangat keterlaluan bahwa pasukan Israel telah mengancam pasukan penjaga perdamaian PBB,” kata Higgins.

Amerika Serikat tidak ingin pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon berada dalam bahaya dengan cara apapun, termasuk diserang oleh Israel, kata Departemen Luar Negeri pada hari Senin. Mereka menambahkan bahwa misi PBB memainkan peran penting dalam membangun keamanan di negara tersebut.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller juga mengatakan AS menilai operasi darat Israel di Lebanon sejauh ini masih terbatas karena pasukan Israel tampaknya siap memperluas serangan darat ke Lebanon selatan pada peringatan pertama perang Gaza.

“Kami tidak ingin melihat pasukan UNIFIL berada dalam bahaya dengan cara apa pun. Pasukan UNIFIL memainkan peran penting dalam membangun keamanan di Lebanon,” kata Miller kepada wartawan, dilansir Reuters pada Senin.

Dia menambahkan bahwa Washington telah menjelaskan kepada Israel bahwa mereka ingin jalan menuju bandara Beirut terus dioperasikan. UNIFIL mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Ahad bahwa mereka sangat prihatin dengan apa yang mereka sebut sebagai “aktivitas baru-baru ini” Israel yang berdekatan dengan posisi misi tersebut di Lebanon.

Misi tersebut diberi mandat oleh Dewan Keamanan untuk membantu tentara Lebanon menjaga wilayah tersebut bebas dari senjata dan personel bersenjata selain yang dimiliki negara Lebanon. Hal ini memicu perselisihan dengan Hizbullah yang didukung Iran, yang secara efektif menguasai Lebanon selatan.

Pekan lalu, militer Israel meminta pasukan penjaga perdamaian PBB untuk bersiap melakukan relokasi lebih dari 5 km dari perbatasan antara Israel dan Lebanon – yang dikenal sebagai Garis Biru – “sesegera mungkin, demi menjaga keselamatan Anda,” menurut kutipan dari pesan tersebut, seperti dilansir Reuters.

Pada Kamis, kepala penjaga perdamaian PBB mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian tetap berada di sana dan menyediakan satu-satunya penghubung komunikasi antara militer negara-negara tersebut. (*)

 



Baca Juga