EKSPOS – Israel berjanji untuk melakukan balasan terhadap serangan Iran ke Negeri Yahudi itu.
Hal tersebut sesuai prediksi beberapa analis yang mengingatkan dampak global dari serangan balik Tel Aviv ke Teheran.
Diketahui, Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal terhadap sasaran militer di Israel pada hari Sabtu (13/4/2024).
Hal itu merupakan serangan langsung pertama Teheran terhadap wilayah Tel Aviv.
“Saat ini mereka (Israel) tentu saja secara serius mempertimbangkan serangan langsung terhadap Iran, karena itu adalah jalan paling jelas untuk melakukan pencegahan,” menurut Ryan Bohl, analis senior Timur Tengah dan Afrika Utara di platform intelijen risiko Rane Network, kepada CNBC International, dikutip Senin (15/4/2024).
Bohl menyoroti bahwa saat ini Israel membutuhkan taktik yang tepat untuk membalas serangan Teheran, dengan pertimbangan bahwa mereka tidak ingin konfrontasi langsung dengan Iran.
“Taktik yang tidak terlalu beresiko adalah eskalasi terselubung, di mana Israel akan mencari cara untuk mengembalikan perang bayangan mereka ke dalam bayang-bayang dengan intensitas yang lebih besar.”
Sementara, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menjanjikan komitmen yang kuat terhadap keamanan Israel terhadap ancaman Iran. Namun ia telah menjelaskan kepada Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bahwa Washington tidak akan berpartisipasi dalam operasi ofensif apa pun terhadap Iran, usai Teheran melakukan bombardir terhadap Israel.
Dilaporkan, menjelang rapat kabinet perang pada hari Minggu, Menteri Israel yang berhaluan tengah Benny Gantz berjanji untuk “membangun koalisi regional dan mengambil tindakan terhadap Iran dengan cara dan waktu yang tepat”.
Sementara Iran sendiri mengatakan serangan terhadap Israel adalah respons terhadap serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Damaskus, Suriah awal bulan ini. Rezim Islam menuduh Israel melakukan serangan 1 April yang menewaskan tujuh personel militer Iran, termasuk komandan senior.
“Tindakan ini merupakan bentuk pelaksanaan hak yang melekat pada Iran untuk membela diri sebagaimana diuraikan dalam Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan sebagai respons terhadap agresi militer Israel yang berulang, khususnya serangan bersenjata pada tanggal 1 April 2024 terhadap lokasi diplomatik Iran,” kata Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani.
Langkah Iran Selanjutnya
Bohl mengatakan Teheran akan mencoba untuk semakin mengguncang perekonomian global. Ia mengatakan guncangan ini dilakukan agar AS menekan Tel Aviv untuk melakukan de-eskalasi.
Pada hari Sabtu, sebelum serangan drone dan rudal terhadap Israel, Iran menyita kapal kontainer yang terkait dengan Israel di Selat Hormuz, jalur perdagangan penting minyak.
“Pelecehan dan perilaku semacam itu kemungkinan akan terus berlanjut, seberapa besar skalanya mungkin akan diukur dari seberapa keras Israel menyerang Iran,” tukas Bohl.
Seperti dilansir sebelumnya, Iran memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk menjauhi konfliknya dengan Israel setelah Teheran melancarkan serangan udara.
Serangan yang dilancarkan Iran sebagai pembalasan atas serangan mematikan terhadap konsulatnya di Damaskus, Suriah.
“Aksi militer Iran merupakan respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus,” kata misi tetap Iran di PBB di akun media sosial X dilansir AFP, Minggu (14/4/2024).
“Jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, tanggapan Iran akan jauh lebih parah,” katanya. “Ini adalah konflik antara Iran dan rezim Israel yang jahat, dan AS harus menjauhinya!” tambahnya.
Iran diketahui melancarkan serangan drone dan rudal ke wilayah Israel. Pihak Israel membunyikan sirene di wilayah setelah Iran melancarkan serangan udara.
Tentara Israel mengatakan mereka membunyikan sirene di Kibbutz dekat perbatasan Lebanon, setelah Iran melancarkan serangan pesawat tak berawak ke Israel. (*)