EKSPOS – Komandan senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Ahmad Haghtalab menyebut Teheran bakal menggunakan nuklir sebagai strategi untuk menghadapi Israel.
Hal itu dilakukan lantaran Israel bersikeras ingin membalas gempuran Iran pada akhir pekan lalu.
“Ancaman rezim Zionis (Israel) terhadap fasilitas nuklir Iran memungkinkan kami meninjau kembali doktrin nuklir kami dan menyimpang dari pertimbangan kami sebelumnya,” ucap Ahmad Haghtalab, seperti dikutip laporan Reuters, belum lama ini.
Diketahui, Israel melancarkan serangan ke Kota Isfahan pada Jumat (19/4/2024) dinihari. Di wilayah Isfahan sendiri terdapat fasilitas nuklir yang salah satunya terbesar di Iran.
Iran selama ini mengklaim bahwa program nuklirnya hanya semata-mata untuk tujuan menjaga perdamaian. Namun, klaim itu dibantah Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Fasilitas nuklir Iran menjadi sorotan usai Israel melancarkan serangan ke Kota Isfahan, Iran.
Iran pun secara resmi sudah menutup sementara fasilitas nuklirnya sampai waktu yang belum ditentukan.
Kekhawatiran negara Barat terhadap fasilitas nuklir Iran kian meningkat setelah Iran mulai mempertimbangkan nuklir sebagai senjata alat pertahanan sejak 2019.
Iran juga mendapatkan beberapa sanksi atas pengembangan nuklir di negaranya dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Hal itu karena Iran disebut memiliki sebagian besar material untuk membuat senjata nuklir yang membahayakan dunia.
Kendati demikian, Haghtalab tetap bersikeras untuk menggunakan nuklir sebagai senjata karena menurutnya Israel sewaktu-waktu menyerang fasilitas nuklir Iran.
“Jika rezim Zionis ingin mengambil tindakan terhadap pusat dan fasilitas nuklir kami, kami pasti akan membalasnya dengan rudal canggih terhadap situs nuklir mereka sendiri,” ujar Haghtalab, seraya menambahkan seperti laporan media lokal Iran, bahwa Teheran tidak akan pernah ragu melancarkan aksi balasan yang lebih besar jika Israel melakukan serangan.
Sebelumnya, pada bulan Oktober 2023 beberapa intelijen memperkirakan Iran sudah memiliki cukup uranium weapon-grade untuk membuat satu bom dalam sepekan.
Uranium itu bahkan cukup untuk membuat lima bom nuklir dalam enam pekan.
Adapun saat ini sudah bulan April 2024 atau sudah hampir enam bulan sejak data intelijen itu diungkapkan.
Pakar nuklir bernama David Albert pada bulan Januari lalu menyebutkan bahwa Iran butuh waktu sekitar satu minggu untuk mengayakan uranium guna membuat senjata atom pertamanya.
“Iran bisa dengan cepat membuat uranium yang cukup weapon-grade (memenuhi standar untuk senjata) untuk membuat banyak senjata nuklir, sesuatu yang tidak bisa dilakukan Iran tahun 2003,” ungkap Albert seperti dikutip dari Iran International.
Di sisi lain, Israel yang menjadi musuh besar Iran berusaha menggagalkan proyek nuklir Iran.
Jika Iran memiliki banyak senjata nuklir, itu bisa berarti kiamat bagi negara Zionis. (*)