Minggu, 20 Apr 2025
Internasional

Iran Peringatkan Amerika Serikat Untuk Tidak Intervensi Terkait Serangan Rudal Ke Israel

EKSPOS – Iran peringatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak turut campur dan melakukan intervensi usai pihaknya melancarkan serangan rudal ke Israel di tengah konflik Timur Tengah yang semakin memanas.

Hal itu disampaikan langsung Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi.

Araghchi memperingatkan Washington untuk tidak melakukan intervensi menyusul serangan Teheran terhadap Tel Aviv. Araghchi dalam pernyataan kepada televisi pemerintah Iran, seperti dilansir AFP dan Newsweek, Rabu (2/10/2024), mengatakan, Teheran sama sekali tidak berkomunikasi dengan Washington sebelum melancarkan serangan rudal ke Israel pada Selasa (1/10/2024) malam.

Namun, lanjut Araghchi, komunikasi dilakukan setelah serangan terjadi.

Bahkan Iran dengan tegas memberikan peringatan langsung kepada AS untuk tidak melakukan intervensi dalam bentuk apa pun.

“Tidak ada pemberitahuan yang diberikan kepada Amerika Serikat sebelum respons kami. Namun, peringatan serius dikeluarkan setelahnya,” sebut Aragchi dalam pernyataannya.

“Kami telah memperingatkan pasukan AS untuk menarik diri dari masalah ini dan tidak melakukan intervensi,” ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa peringatan untuk Washington itu disampaikan melalui Kedutaan Besar Swiss di Teheran yang menjadi perantara.

Garda Revolusi Iran (IRGC), dalam pernyataan usai serangan rudal menghujani Israel menyebut, serangan itu ditargetkan terhadap “tiga pangkalan militer” di sekitar Tel Aviv, juga terhadap pangkalan udara dan pangkalan radar Israel.

Pusat konspirasi dan perencanaan pembunuhan terhadap para pemimpin Poros Perlawanan dan komandan IRGC juga menjadi target.

Menurut IRGC dalam pernyataannya seperti dilansir Press TV, meskipun area-area tertentu dilindungi oleh sistem pertahanan udara yang canggih, sebanyak “90 persen” dari rudal-rudal yang diluncurkan itu berhasil “mengenai target-targetnya” di Israel.

“Rezim Zionis sangat ketakutan dengan intelijen dan dominasi operasional Republik Islam (Iran),” sebut IRGC.

IRGC juga mengancam akan melancarkan “serangan dahsyat” jika Israel membalas serangannya.

“Jika rezim Zionis bereaksi secara militer terhadap operasi ini, yang sesuai dengan hak legal negara ini dan hukum internasional, mereka akan menghadapi serangan yang dahsyat dan menghancurkan,” cetus IRGC.

Sementara, Militer Israel disebut bakal melancarkan serangan balasan ke Iran dalam beberapa hari mendatang.

Menurut sejumlah pejabat Israel serangan balasan ini bakal menyasar sejumlah fasilitas dan infrastruktur vital Iran, seperti fasilitas minyak hingga sistem pertahanan udara.

Hal itu disampaikan sejumlah pejabat Israel kepada Axios.

Israel juga tak mengesampingkan opsi untuk menyerang fasilitas nuklir Teheran jika Iran melakukan serangan kedua ke Tel Aviv.

“Kami memiliki pertanyaan besar mengenai bagaimana Iran akan membalas serangan. Kami mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka akan melakukan secara total, yang akan menjadi serangan yang benar-benar berbeda,” kata seorang pejabat Israel.

Menurut para pejabat, Israel kemungkinan akan mengerahkan jet tempur dalam serangan balasan tersebut. Israel juga bisa jadi menggunakan plot rahasia yang mirip dengan insiden pembunuhan pemimpin milisi Hamas Ismail Haniyeh di Teheran dua bulan lalu.

Para pejabat juga mengatakan serangan balasan Israel akan lebih parah dibandingkan dengan serangan balasan pada April lalu.

Kendati begitu, mereka mengatakan rencana tersebut belum diputuskan karena masih akan dikonsultasikan lebih dulu ke Amerika Serikat.

Diketahui, Iran mengklaim serangan itu balasan atas genosida Israel di Palestina dan Lebanon. Serangan itu juga balasan atas kematian pemimpin milisi Hamas Palestina Ismail Haniyeh dan pemimpin milisi Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah.

Saat serangan terjadi, pemerintah Israel langsung melakukan pertemuan di bunker bawah tanah di sebuah gunung dekat Yerusalem.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Iran sudah membuat “kesalahan besar” dan harus menebus kesalahan tersebut.

“Rezim di Iran tidak paham tekad kami untuk membela diri dan tekad kami untuk membalas musuh kami. Mereka akan mengerti. Kami akan berpegang pada aturan yang kami tetapkan: siapa pun yang menyerang kami, kami akan menyerangnya,” kata Netanyahu. (*)

 



Baca Juga