EKSPOS – Ketua Parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf pada Sabtu (12/10/2024) menyatakan bahwa Teheran mendukung apapun keputusan pemerintah dan kelompok perlawanan di Lebanon di tengah serangan Israel terhadap negara tersebut.
“Saya membawa pesan dari kepemimpinan Iran bahwa negara kami akan tetap di sisi Lebanon selama masa-masa sulit ini,” kata Ghalibaf, dalam konferensi pers bersama mitra Lebanon-nya, Nabih Berri, setelah melangsungkan sebuah pertemuan di daerah Ain El Tineh di Beirut barat, akhir pekan lalu.
Ketua parlemen Iran itu mengatakan: “Pemerintah dan bangsa Iran siap membantu orang-orang yang mengungsi dan dilanda perang di Lebanon dengan mengirimkan pasokan yang meluas melalui koridor udara.”
Ghalibaf dijadwalkan berangkat dari Beirut menuju Jenewa untuk menghadiri pertemuan Inter-Parliamentary Union (IPU) dan akan menyampaikan pesan penindasan terhadap rakyat Lebanon, menurut kantor berita negara yang dikelola pemerintah, IRNA.
Israel telah melakukan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan setidaknya 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123, dan menyebabkan lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut adalah eskalasi dari perang lintas batas antara Israel dan Hizbullah selama setahun sejak terjadi serangan di Jalur Gaza.
Meski masyarakat internasional memperingatkan bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan tanpa henti Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv telah memperluas konflik dengan meluncurkan serangan ke Lebanon selatan pada 1 Oktober lalu.
Sementara dikabarkan pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL mengungkap upaya pasukan Israel menerobos ke wilayah Lebanon menggunakan tank pada Minggu (13/10/2024). Bahkan pasukan Zionis menghancurkan pintu gerbang markas UNIFIL.
Dalam pernyataannya, UNIFIL menyebutkan, dua tank Merkava Israel memasuki secara paksa posisi tentara Baret Biru, sebutan untuk pasukan penjaga perdamaian, di Kota Ramyeh.
Pagi ini, pasukan penjaga perdamaian di posisi PBB di Ramyah mengamati tiga peleton tentara Israel melintasi Garis Biru ke Lebanon,” bunyi pernyataan, dikutip dari Anadolu, Senin (14/10/2024).
Dijelaskan, upaya penerobosan itu terjadi sekitar pukul 04.30, saat pasukan penjaga perdamaian berada di tempat perlindungan. Dua tank Merkava menghancurkan gerbang utama dan memasukinya secara paksa.
Tentara Israel lalu beberapa kali meminta agar markas UNIFIL mematikan lampu.
Namun kedua tank tersebut pergi sekitar 45 menit kemudian setelah UNIFIL mengajukan protes melalui mekanisme resmi.
Kehadiran tentara Israel tersebut membahayakan pasukan penjaga perdamaian PBB.
“Untuk keempat kali dalam beberapa hari ini, kami mengingatkan tentara Israel serta semua pihak mengenai kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta menghormati keutuhan bangunan PBB setiap saat,” demikian isi pernyataan.
Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701. (*)