EKSPOS – Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menegaskan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa pasukan AS tidak akan berpartisipasi dalam operasi balasan apapun terhadap Iran.
Hal itu seperti laporan kantor berita CNN, yang mengutip pernyataan seorang pejabat senior Gedung Putih. Padahal sebelumnya AS memberi warning Iran agar tidak melakukan serangan terhadap Israel karena pihaknya akan langsung mendukung upaya Israel dalam menghadapi Iran.
Pada Sabtu malam, Iran yang melalui Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) meluncurkan serangan masif drone dan rudal ke Israel sebagai balasan atas serangan Israel terhadap gedung konsulat yang berdekatan dengan Kedutaan Besar Iran di Damaskus pada 1 April.
Serangan di konsulat tersebut menghancurkan gedung dan menewaskan tujuh anggota IRGC, termasuk dua jenderal sehingga membuat Teheran bersumpah untuk membalasnya.
Sebelumnya, AS menganggap ancaman Iran hanyalah gertakan belaka. Namun, serangan balasan Iran ke Tel Aviv membuat AS menjadi ciut karena ancaman tersebut dibuktikan oleh Teheran yang membombardir kota-kota yang ada di Tel Aviv.
Serangan Iran ke Israel mendapat tepuk tangan dari banyak warga Palestina di Gaza.
Kini, rakyat Palestina menganggap Iran adalah pahlawan.
Meski demikian, ada beberapa orang yang mencurigai bahwa Iran melakukan serangan itu lebih untuk pertunjukkan daripada menimbulkan kerusakan nyata.
Tetapi, serangan Iran itu menjadi harapan baru karena warga Palestina kembali mendapat dukungan dari negara-negara tetangganya di Timur Tengah.
Warga Palestina berharap jika Iran atau negara lain ikut serta dalam perang, maka menjadi solusi bagi Gaza akan lebih dekat dari sebelumnya.
“Amerika mungkin harus menyelesaikan masalah di Gaza untuk mengakhiri akar masalahnya,” terang Abu Abdallah (32), menggunakan nama panggilan dan bukan nama lengkapnya, dikutip dari Reuters pada Minggu (14/4/2024).
Sebelumnya, banyak warga di Gaza merasa ditinggalkan oleh negara-negara tetangganya di Timur Tengah sejak Israel memulai serangan yang telah menewaskan lebih dari 33.000 orang.
Serangan itu sebagai tanggapan atas serangan Hamas di tanah Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang pada 7 Oktober 2023.
Namun dukungan datang dari Iran dan proksi regionalnya, khususnya sekutu Iran, Hezbollah di Lebanon yang merupakan sekutu penguasa Islam Hamas di Gaza.
Rekaman yang beredar dari daerah kantong tersebut menunjukkan banyak warga, termasuk di dalam tenda pengungsian meneriakkan Allahu Akbar (Tuhan Yang Maha Besar) dengan gembira ketika langit diterangi oleh roket Iran menyerang Israel.
“Siapapun yang memutuskan untuk menyerang Israel, berani menyerang Israel di saat seluruh dunia bertindak untuk kepentingannya, adalah pahlawan di mata rakyat Palestina terlepas dari apakah kita menganut ideologi mereka (Iran) atau tidak,” ungkap Majed Abu Hamzah (52), ayah tujuh anak, dari Kota Gaza.
“Kami telah dibantai selama lebih dari enam bulan dan tidak ada yang berani melakukan apa pun. Sekarang Iran, setelah konsulatnya diserang, membalas Israel dan ini membawa kegembiraan di hati kami,” imbuh Abu Hamzah.
Diketahui, Iran melancarkan serangan tersebut atas dugaan serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah pada 1 April yang menewaskan komandan utama Garda Revolusi. Serta menyusul bentrokan berbulan-bulan antara Israel dan sekutu regional Iran, yang dipicu oleh perang di Gaza.
Hamas yang terlibat perang dengan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, membela serangan Iran, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu adalah “hak alami dan respons yang pantas” terhadap serangan terhadap konsulat Iran.
Sementara Komite Perlawanan Populer Palestina (PRC), sebuah kelompok bersenjata yang memerangi Israel bersama Hamas di Gaza, mengatakan keterlibatan Iran dapat meningkatkan perjuangan Palestina.
Sebagian warga Palestina memandang serangan itu sebagai upaya Iran semata-mata untuk menjaga martabatnya.
Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan militernya di Jalur Gaza, menewaskan 43 warga Palestina dan melukai 62 lainnya dalam 24 jam terakhir, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Namun aksi serangan Israel di jalur Gaza intensitasnya menjadi melemah, lantaran ada serangan drone dan rudal bertubi-tubi dari Teheran. (*)