Kamis, 16 Jan 2025
Internasional

China Satukan Hamas dan Fatah, Israel Meradang

EKSPOS – Perjanjian damai Hamas dan Fatah yang ditengahi oleh China pada Selasa (23/7/2024), membuat Israel meradang dan mengutuk perjanjian tersebut. Pasalnya, kesepakatan itu akan membawa Hamas ke dalam pemerintahan rekonsiliasi nasional atas Jalur Gaza pascaperang.

Menteri Luar Negeri Israel Katz bersikeras bahwa pemerintahan Hamas akan dihancurkan. Dia menuduh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, faksi Fatahnya menandatangani perjanjian tersebut, mendukung serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang. Demikian seperti dilansir CNA, Rabu (24/7/2024).

Keterlibatan Hamas dalam pemerintahan Jalur Gaza pascaperang merupakan kutukan bagi Amerika Serikat (AS) dan juga Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sendiri tengah berada di Washington saat kesepakatan damai Hamas dan Fatah tercapai, di mana dia akan berpidato di sidang gabungan Kongres AS.

Selain pejabat senior Hamas Musa Abu Marzuk dan utusan Fatah Mahmud al-Aloul, Menteri Luar Negeri China Wang Yi turut menjamu utusan dari 12 faksi Palestina lainnya.

Hamas dan Fatah adalah rival jangka panjang dan terlibat dalam perang singkat namun berdarah pada tahun 2007, di mana kelompok militan tersebut menguasai Jalur Gaza.

Sementara itu, Fatah terus mendominasi Otoritas Palestina yang memiliki kontrol administratif terbatas atas wilayah perkotaan di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Teks perjanjian damai menguraikan rencana untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional sementara berdasarkan kesepakatan faksi-faksi Palestina yang akan menjalankan otoritas dan kekuasaannya atas seluruh wilayah Palestina – Jalur Gaza serta Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur yang dianeksasi Israel.

China, yang tahun lalu menjadi perantara kesepakatan pemulihan hubungan antara rival regional Iran dan Arab Saudi, memuji perjanjian damai Hamas dan Fatah sebagai komitmen terhadap rekonsiliasi.

Namun, Katz menyatakan Abbas memilih para pembunuh dan pemerkosa Hamas. Dia juga menolak peran Otoritas Palestina di Jalur Gaza, dengan mengatakan, “Abbas akan mengawasi Gaza dari jauh”. (*)

 



Baca Juga