(ENNEWS) – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut seluruh calon presiden (capres) harus bisa mengurus persoalan ekonomi agar bisa laku di publik. Diantaranya harus mampu merumuskan langkah penciptaan lapangan pekerjaan hingga meningkatkan pendapatan negara.
“Jadi, siapapun calon presiden yang paling pandai merumuskan langkah-langkah komprehensif dan terukur dalam rangka penciptaan lapangan pekerjaan, pengendalian bahan pangan, kemudian meningkatkan pendapatan negara, ini pasti akan laku di publik,” ungkap Bahlil, dalam diskusi daring Indikator Politik Indonesia bertajuk ‘Kepemimpinan Nasional dan Dinamika Elektoral Jelan 2024 di Mata Generasi Muda’, Minggu (23/7/2023).
Hal tersebut juga dipertegas Bahlil lantaran menurut penilaiannya bahwa persoalan ekonomi akan menjadi problem utama bagi siapapun capres pada 2024 mendatang. Dia menyebut perihal ekonomi penting untuk dijadikan poin utama bagi siapapun capresnya.
Bahkan, mantan Ketua Umum Hipmi ini menyebut bahwa capres yang menawarkan urusan ekonomi yang akan didengar dan menggiring pemilih.
“Karena hampir semua, saya keliling kan, masalah kita itu ekonomi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan Presiden Joko Widodo sepanjang masa kepemimpinannya selalu menitipkan pesan kepada seluruh menteri dalam kabinetnya untuk membuat kebijakan yang harus berdampak pada penciptaan lapangan pekerjaan.
Sehingga tak heran, lanjutnya jika, saat ini ada kebijakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah. Kebijakan itu dibuat salah satunya agar investasi masuk di daerah-daerah supaya bisa membuka peluang untuk menciptakan dan membuka akses lapangan pekerjaan.
“Kedua, Presiden Jokowi juga membangun infrastruktur dalam rangka pemerataan pertumbuhan ekonomi. Apatujuannya? Agar generasi-generasi muda di daerah-daerah tidak semua masuk Jakarta,” ungkapnya.
Bahlil juga menuturkan, pemerintah dalam rangka melakukan investasi sampai dengan kuartal II 2023 telah mencapai angka 48,5 persen dari target Rp 1.400 triliun dan telah membuka penciptaan lapangan pekerjaan hampir mencapai 700 ribu.
“Jadi, saya pikir pemerintah sangat konsen untuk menciptakan lapangan kerja karena instrumennya hanya lewat investasi, itu satu. Dan saya yakini bahwa ke depan capres siapapun itu pasti problemnya itu di persoalan ekonomi. Jadi, bukan persoalan di pidato-pidato, tapi persoalannya itu di ekonomi,” tukasnya. (*)